Senin, April 18, 2016

DEFINISI KEPUTUSAN



TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


A.  DEFINISI MASALAH
Definisi masalah menurut para ahli
Robert K. Merton mengartikan MASALAH sebagai ” ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak diinginkan ” antara standar kebersamaan dan kondisi nyata.

Contoh Masalah
a. Ahmad tidak dapat belajar dengan baik. Dua hari berturut-turut tetangganya mengadakan pesta sehingga suasana di tempat tinggal ahmad menjadi ingar-bingar. Ia tidak bisa lagi berkonsentrasi dalam belajar.
b. Syafitri sudah dua hari tidak bisa sekolah karena ia harus menunggu ayahnya yang sakit keras. Syafitri bingung, ia sebenarnya tidak mau ketinggalan pelajaran. Akan tetapi, ia juga tidak tega harus meninggalkan ayahnya seorang diri dirumah sakit.

Kesimpulan yang menandakan masalah
a. Ahmad tidak dapat belajar dengan baik.
b. Syafitri menghadapi ayahnya yang sakit dan ketertinggalan pelajaran di sekolah.



 gambar diatas merupakan gambaran masalah transportasi yang ada di Indonesia . . 

B.  DEFINISI KEPUTUSAN
Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah. keputusan adalah suatu ketetapan yang diambil oleh organ yang berwenang berdasarkan kewenangan yang ada padanya.

Menurut Siagian,  pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Contoh:
untuk mengatasi kemacetan di alun-alun Brebes maka diberlakukan sistem satu arah di area alun-alun Brebes.

Untuk mengurangi kemacetan di ruas jalan KH.Wakhid Hasyim karena hambatan samping maka dilakukan penertiban parkir liar dan pedagang kaki lima.


C.  DASAR-DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

George R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku,

1.         Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
         1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
         2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

2.         Pengalaman
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.

3.         Fakta
                Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

            4. Wewenang
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

5.         Rasional
                Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.


D.  KAKIKAT MASALAH
Menurut Akhmad Guntar hakikat masalah sebagai berikut:
1.    Masalah adalah sebuah kesempatan untuk berkembang. Sebuah masalah bisa merupakan sebuah tendangan peluang, kesempatan untuk keluar dari stagnan, kebosanan atau status quo serta apapun yg dimaksudkan untuk membuat suatu kondisi jadi lebih baik. Perlu dicatat baik-baik bahwa yang disebut masalah tidaklah harus merupakan akibat dari kejadian buruk atau faktor eksternal.
Contoh di bidang industri adalah : Ada kendala dalam memperoleh supplier yang memiliki kualitas baik dan menawarkan harga relative lebih murah
2     Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi yg diharapkan. Sebuah masalah bisa muncul berkat adanya pengetahuan atau pemikiran baru. Ketika seseorang tahu di mana posisi sekarang dan ke mana hendak menuju maka orang tersebut sudah punya sebuah masalah terkait bagaimana agar bisa sampai pada tujuan yg diharapkan.
Contoh di bidang industri adalah : Perjanjian order penjualan dengan konsumen yang tanggal penyelesaian tidak seperti yang diharapkan sebelumnya.
3.  Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik. Keyakinan bahwa harapan bisa tercapai akan membuat seseorang memiliki sasaran untuk masa depan yang lebih baik. Harapan membuat diri sendiri merasa tertantang dan tantangan semacam ini juga layak juga disebut sebagai masalah.
Contoh di bidang industri adalah : Kualitas produk yang diterima oleh konsumen belum sesuai dengan permintaan konsumen

E.     TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

1.      Tujuan yang bersifat tunggal. Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain

2.      Tujuan yang bersifat ganda. Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.


F.      TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tahapan dalam pengambilan keputusan yakni sebagai berikut:
1.      Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang atau mudah untuk dimengerti.
2.      Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.
3.      Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih sepesifik.
4.      Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan dipakai.
5.      Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya.

Simon (1960) mengatakan, empat tahap pengambilan keputusan, yaitu :
1.    Intelligence
adalah proses pengumpulan informasi yang bertujuan mengidentifikasi permasalahan.
2.    Design
adalah tahap perancangan solusi terhadap masalah. Biasanya pada tahap ini dikaji berbagai macam alternatif pemecahan masalah.
3.    choice,
adalah tahap mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam alternatif yang ada dan memilih yang terbaik.
4.    implementasi
adalah tahap pengambilan keputusan dan melaksanakannya.
Sedangkan menurut James L. Gibson proses pengambilan keputusan terdiri atas:
a)    Penetapan tujuan spesifik serta pengukuran hasilnya.
b)    Identivikasi permasalahan
c)    Pengembangan alternative
d)    Evaluasi alternatife.
e)    Seleksi alternative
f)     Implementasi keputusan.
g)    Pengendalian dan evaluasi


G.    KLASIFIKASI KEPUTUSAN
Menurut Herber A. Simon ahli manajemen pemenang nobel dari Carnegie-Mesion University. Keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan (continuum) dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung yang lain, berikut penjelesannya:
·         Keputusan Terprogram: Bersifat “berulang dan rutin”, sampai batas hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya shingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
Contoh:
Manajer produksi dari PT. FLAMBOYAN MAKMUR  selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
·         Keputusan tak terprogram: Bersifat “baru tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tidak terlihat atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
Contoh:
Pak Reksa adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.


H.    PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Stephen Robbins dan Mary Coulter (1999) dalam bukunya Manajemen proses pengambilan keputusan merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari delapan langkah yang meliputi mengidentifikasi masalah, memilih suatu alternatif, dan mengevaluasi keputusan, dll.
            Proses pengambilan keputusan
     Mengidentifikasi Masalah
     Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
     Memberi Bobot Pada Kriteria
     Mengembangkan Alternatif-alternatif
     Menganalisis Alternatif
     Memilih Satu Alternatif
     Melaksanakan Alternatif tersebut
     Mengevaluasi Efektivitas Keputusan

I.       PERKIRAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
·      Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
·      Perkiraan dalam arti prediksi
            Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
·      Perkiraan dalam arti konjeksi
            Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.


J.       PERUBAHAN DALAM KEPUTUSAN
       Secara umum dampak perubahan keputusan  dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok perubahan, yaitu :
1.    Incremental Changes
Incremental change merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan atau ditaksir beberapa persentase perubahan yang akan terjadi ke depannya tentu berdasarkan data-data yang terjadi di masa lalu (historis).  
Contohnya:
          Saat BBM naik maka bahan baku industri naik pula, maka diperlukan keputusan  
bagaimana menekan biaya produksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian.


2.    Turbulence Change
Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yang sulit untuk diperkirakan.
Contohnya :
Saat kita hendak menuju sekolah ternyata jembatan yang akan kita lewari runtuh maka kita harus mengambil keputusan mencari alternatif lain agar dapat sampai sekolah dengan cepat.


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan saran dan kritik anda